Minggu, 06 Februari 2011

Astra-Daihatsu ( GranMax D88 ) Vs Indomobil-Suzuki (APV )

Mungkin jika ada yang tahu... di Tahun 2009 ini, Katanya Daihatsu sudah menjadi pemain otomotif nomor 3 Di Indonesia, menggeser Suzuki di Nomor 4. Entah karena Indomobil yang sedang melempem karena ditinggal iconnya Mr.Soebronto Laras atau memang karena semakin solidnya group Toyota ( Sister Company Daihatsu ) di Indonesia.

Mungkin juga kita tau juga, Mobil Daihatsu Gran Max.. dengan Tagline "Masih MuAat"
baik untuk Pick-Up ataupun untuk MiniBusnya. Di jalan sudah semakin banyak, dan jika kita berjalan-jalan di daerah Kota - Mangga2 akan terlihat adanya peremajaan angkot. Dimana biasanya angkot di kota adalah Toyota Kijang Capsule, Sekarang yang banyak berseliweran adalah Gran-Max.

Walaupun jujur, menurut penulis. Bentuk Depan dari Gran-Max agak-agak lucu, dan sangat tipikal dengan MiniBus.

Penulis mempunyai sedikit Informasi nie. terkait dengan Informasi dari Koran Otomotif edisi minggu 1 February, Tentang ancang-ancang keluarnya New ModeL untuk Daihatsu GranMax dengan COde D88.
Analis penulis, mobil baru tersebut akan head-to Head dengan APV nya Indomobil Suzuki. Jika begitu hal ini akan semakin memanaskan situasi persaingan diantara dua Perusahaan Otomotif besar nasional - Astra dengan Daihatsunya Vs Indomobil dengan Suzukinya. Situasi yang kentara juga terjadi di dunia Motor antara Yamaha Vs Honda.

Penulis memiliki Bocoran nie, dari Kenalan Penulis yang bekerja di Daihatsu::



Spesifikasi standar dari D88 ::

Interior
Setelah tampilan luar, dalamnya pun turut dipermewah. Salah satunya seluruh interior dibuat bernuansa cokelat layaknya Daihatsu Terios. Baik lapisan jok, doortrim hingga kelir dasbor dan steering wheel. Sementara itu, model dasbor juga memakai kepunyaan Gran Max dengan tuas transmisi menempel di tengah. Bentuk steering wheel masih mempertahankan model lama. Namun head unit diganti dengan 2-DIN kepunyaan Terios.

Selain itu, model jok tengah dan belakang turut diubah untuk menambah kenyamanan. Yakni, semua bangku menghadap ke depan (front facing) dan menggunakan model Flexi Seat mirip Terios. So, jok belakang maupun tengah bisa dilipat dan diatur dengan mudah.

Mesin dan Transmisi
Mesin tetap mengusung milik Gran Max. Namun, di varian barunya nanti tidak lagi tersedia mesin 1.300 cc, hanya disiapkan versi 1.500 cc (3SZ-VE) seperti yang juga diaplikasi di Terios dan Toyota Avanza S.

Bocorannya:: Katanya sudah Integrated ABS ( Auto-Breaking System ) Ntah Benar atau Tidak

Harga
Untuk harga jualnya, pihak ADM belum berani mengungkapkannya. Tapi, berdasar sumber, Gran Max Van ini bakal dilego di kisaran Rp 120-130 jutaan (OTR). Itu artinya, sedikit lebih mahal dari banderol Gran Max 1.5 D PS Optima (tipe tertinggi) yang seharga Rp 121,650 juta (OTR).

Sedangkan bila disanding dengan kompetitor yang sama-sama bermesin 1.500 cc, Gran Max baru ini lebih kompetitif. Contoh APV Arena paling murah dijual Rp 143,5 juta (tipe GX M/T). Sementara New Avanza paling murah Rp 152,4 juta (tipe S M/T).

Summary::
Jadi Yag patut kita tunggu adalah, apakah Indomobil bakal diam saja ??
Sperti sudah jatuh, tertimpa tangga, Dimana Maket Share direbut, kemudian Unit kebanggaannya yaitu Suzuki APV - Arena juga sednag dicecar !!!

Sumber : daihatsugranmax.blogspot.com

Jumat, 04 Februari 2011

Kosumsi Bensin New Daihatsu Terios

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menurut PT Astra Daihatsu Motor (ADM) pengembangan yang dilakukan pada New Terios mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar sampai 6 persen menjadi 11,7 km per liter (kpl). Pada ajang test ride New Daihatsu Terios Exotic Trip, seluruh media diberi kesempatan menghitung sendiri.

Dalam pengujian kali ini, KOMPAS.com duduk di balik kemudi New Terios TX M/T Adventure Silver. Sebelum konsumsi bahan bakar SUV dihitung, tangkinya diisi Pertamax hingga penuh.

Saat bensin di isi pneuh di SPBU pertama tripmeter menunjukkan 111 kilometer (km). Rute yang dilalui: Pantai "Cinta" Parangkusumo – Kota, total 74 km. Jarak tersebut diperoleh diperoleh dari selisih angka tripmeter saat masuk ke SPBU kedua, 185 km.

Selama perjalanan, kecepatan rata-rata sekitar 60-75 km/jam. Selama di baik kemudi, KOMPAS.com sebisa mungkin menjaga putaran mesin tak melewati 3.000. Karakteristik jalur yang dilalui terbilang standar karena didominasi oleh jalan lurus tak banyak tikungan, tanjakkan atau turunan curam.

Berdasarkan jarak dan bensin yang diisikan kembali, konsumsi bahan bakar rata-rata kendaraan ini 10,52 km per liter. Saat pengujian, New Terios diisi tiga penumpang dan menggunakan AC depan dan belakang.

Hasil tersebut berbeda dengan klaim pabrik. ADM mengetes konsumsi bahan bakar dengan 4 penumpang dan hanya satu AC yang dioperasikan.

Kesimpulan, tak ada peningkatan berarti untuk konsumsi bahan bakar dibandingkan versi sebelumnya. Perubahan New Terios kali ini untuk menyegarkan tampilan eksterior dan interior unit dan bukan kemampuan mesinnya.

Penulis: Agung Kurniawan
Editor: Zulkifli BJ

Pilih Rush atau Terios?

"Mending membeli mobil Toyota Rush atau Daihatsu Terios?" tanya seorang rekan. Pertanyaan yang sama sebelumnya pernah dilontarkan rekan lain yang kebingungan ketika hendak membeli Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia. Meskipun mesinnya sama, tetapi sebagian calon konsumen cenderung untuk menjatuhkan pilihan pada produk Toyota meskipun harganya agak sedikit lebih mahal.

Hal itu tidak bisa dihindari karena mungkin merek mobil-mobil Toyota sudah sangat melekat di kalangan masyarakat sehingga sebagian orang masih beranggapan harga jual kembali mobil-mobil merek Toyota masih relatif baik ketimbang mobil Daihatsu.

Padahal, proses kelahiran Toyota Rush dan Daihatsu Terios, maupun Toyota Avanza serta Daihatsu Xenia, dilakukan melalui mesin produksi yang sama. Produk mesin yang dipunyai Avanza dan Xenia sebenarnya sama, demikian pula dengan sport utility vehicle (SUV) mini yang baru-baru ini diluncurkan yakni Rush dan Terios juga memiliki mesin yang sama.

Akan tetapi, logika dan kondisi psikologis konsumen kadang memang aneh. Sebagian dari mereka ada yang lebih berpegang pada merek ketimbang harga atau fungsinya. Namun, okelah, lepas dari itu, sekarang konsumen memiliki pilihan untuk memiliki SUV mini dengan harga di bawah Rp 200 juta.

Jika sebelumnya SUV senantiasa diidentikkan dengan mobil Honda CRV, Nissan X-Trail, atau Toyota Fortuner, sekarang sudah hadir mobil SUV yang "dikecilkan" yang dipelopori oleh Toyota Rush dan Daihatsu Terios. Tongkrongan Toyota Rush tidak kalah dibandingkan dengan Toyota Fortuner.

Hal itu juga berlaku untuk jenis mobil multi-purpose vehicle (MPV). Konsumen yang tidak mampu membeli kendaraan jenis MPV sungguhan, seperti Honda Stream, Mitsubsihi Grandis, atau Toyota Innova, sekarang bisa membeli Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia.

Bahkan, Toyota Avanza maupun Daihatsu Xenia saat ini sudah hadir dengan varian baru, yakni New Avanza dan New Xenia yang sudah menggunakan mesin VVT-i (variable valve timing with intelligence) yang lebih irit dalam mengonsumsi bahan bakar minyak.

Tidak ada perbedaan

Sepintas nyaris tidak ada perbedaan mencolok saat mencoba Toyota New Avanza 1.5 Liter dengan Toyota Rush, yang juga memiliki kapasitas mesin yang sama dengan penggerak dua roda (4 x 2). Dari segi bentuk, kedua mobil ini memang tidak pas kalau disandingkan. Namun, kapasitas mesin kedua jenis mobil ini sebenarnya sama saja.

Sementara, Toyota Rush dan Daihatsu Terios sama-sama menyandang mesin 1.5 Liter (1.495 cc), sedangkan persnelingnya ada yang menggunakan persneling otomatik dengan empat tingkat kecepatan dan manual dengan lima tingkat kecepatan.

Yang berbeda, antara lain, adalah dalam sistem pengereman, Toyota Rush memakai antilock braking system (ABS) dan electronic brake-force distribution (EBD), sedangkan Daihatsu Terios menggunakan ventilated disk brake dengan booster (rem depan) dan drum brake, leading, dan trailing (rem belakang).

Jadi, kalau Anda sekarang bingung hendak membeli Rush atau Terios, sebaiknya kembali pada tujuan awal Anda membeli mobil. Apakah Anda membeli kendaraan cuma mau membeli mereknya saja atau membeli kendaraan untuk kepentingan fungsi dengan harga yang terjangkau?

Sebenarnya kalau Anda membeli mobil untuk dipakai sendiri, tidak perlu terlalu memikirkan harga jual kembali mobil itu di masa mendatang. Pasalnya, apa pun merek mobilnya, harga kendaraan dipastikan akan turun setelah masa pemakaian dua atau tiga tahun. (Tjahja Gunawan)



Sumber: Kompas

Selasa, 01 Februari 2011

Membedah kemewahan Daihatsu luxio

Daihatsu meluncurkan produk barunya yang diberi nama Luxio. Nama ini sengaja dipilih untuk memberi kesan ‘mewah’. Kenyataannya, Luxio memang lebih mewah dari saudaranya satu platform, yaitu Gran Max minibus atau wagon. Utamanya begitu melihat dua unit Luxio yang dipanjang di Grand Ballroom, Hotel Kempinski, Jakarta, saat Daihatsu menggelar jumpa pers dengan wartawan Ibu Kota.

Presentasi Daihatsu mengeksploitasi semua kemewahan yang ada pada minivan berhitung pesek ini. Begitu melihat dari dekat, mulai dari eksterior sampai ke interior dari salah satu tipe yang panjang dengan transmisi otomatik, Daihatsu Luxio memang mewah. Interiornya tampil dengan warna beige, yaitu jok, langit-langit, dan door trim. Hanya dashboard yang menggunakan two tone atau dua warna, beige dan hitam.

Dibandingkan dengan saudaranya, Gran Max minibus, Luxio memang mewah dan lebih lengkap. Kualitas material interior jauh lebih halus. Begitu juga dengan door trim. Kedua pintu depan dilengkapi dengan bezel tombol power window dan door lock. Hal ini membuat pengemudi dan penumpang lebih nyaman dan aman.
Varian. Ketika Suparno Djasmin, CEO PT Astra International – Daihatsu Sales Operation membeberkan harga jual minivan ini, sebagian wartawan yang mendengarkannya langsung berseru, ”Wow!”. Terutama ketika harga tipe X—paling mewah—dengan transmisi otomatik disebutkan Rp 162 juta. Bahkan, bila ditambah lagi dengan ABS mesti keluar lagi uang Rp 3 juta (tidak terlalu mahal). Mau lebih lengkap lagi, untuk tipe X Ultimate, aksesori lengkapnya dihargai Rp 6,8 juta.

Dengan harga segitu, Daihatsu menargetkan produk barunya ini untuk keluarga yang lebih mapan serta membutuhkan kemewahan dan bukan sekadar fungsional.

Strategi yang dilakukan Daihatsu menjajakan Luxio agar bisa dijangkau kalangan lebih luas, memasarkannya dalam tiga varian dasar. Versi paling standar, D, dihargai Rp 136 juta. Pada brosur Luxio yang dikeluarkan Daihatsu, versi standar ini tidak dilengkapi lampu kabut, gril tidak dilapisi krom dan pelek dari pelat baja pres.

Untuk tipe M dijual seharga Rp 146 juta dan X dengan transmisi manual seharga Rp 151 juta.
Opsional. Ketika brosur Luxio diteliti lagi dengan cermat, ternyata beberapa bagian dari mobil yang dipanjang adalah opsional. Misalnya, lampu depan multireflektor dengan HID atau xenon. Gril yang diberi lapisan krom hanya untuk varian X. Begitu juga dengan lampu kabut, kaca spion luar yang bisa disetel dari dalam dengan menekan tombol (electric-retracgtable mirror) yang dilengkapi dengan lampu LED sebagai sinyal untuk berbelok.

Spoiler belakang dengan lampu rem, juga hanya buat tipe X. Begitu juga denga seluruh jok yang dilengkapi dengan penahan kepala. Bahkan, two tone dashboard dengan ornamen pada kluster tengah juga hanya buat varian X. Bahkan, transmisi otomatik dengan tuas berada di dashboard ditawarkan hanya buat tipe X. Hal yang sama juga diberlakukan buat audio Double DIN R/T+CD dengan MP3.

Fitur standar pada tipe M dan X adalah AC double blower, jok deret kedua yang bisa digeser dan sabuk pengaman untuk jok deret kedua dan ketiga.

Beberapa perlengkapan opsional lainnya adalah cargo tray dan cargo net, sedangkan ABS hanya opsional untuk tipe M dan X.

Perbedaan lain antara Luxio dibandingkan dengan Gran Max selain wajahnya, terutama gril, bumper dan lampu, di bagian belakang, lampu kombinasi tidak sama. Pada Luxio, lampu belakang desainnya terdiri dari dua segmen dengan posisi horizontal. Sebagian lampu belakang berada pada pintu belakang. Untuk ban digunakan ukuran 195/65R15.

Peningkatan lain yang dilakukan Daihatsu terhadap Luxio dibandingkan Gran Max adalah karakteristik suspensi yang lebih empuk.
Mesin. Sumber tenaga yang digunakan sama dengan Daihatsu Terios, 1,5 liter VVT-i yang mampu menghasilkan tenaga 97PS dan torsi 13,5 kgm.

Dibandingkan dengan kompetitornya sesama hidung pesek, mengandalkan interior yang lebih lega. Pasalnya, selain menganut bodi monokok, lantainya lebih rendah. Begitu juga dengan posisi mesin. Hasilnya, selain interior lebih lega, tentu saja lebih stabil untuk diajak bermanuver. *

Penulis: ZBJ